PEMUDA MUSLIM MASA KINI
pemuda muslim saat kini pasti mempunyai sangkut paut terhadap 6 tema dibawah ini:
A.cita-cita
Ketika berbicara soal pemuda,
dalam benak akan terbayang sosok manusia muda yang ambisius dan penuh semangat.
tidak pas lagi jika berbicara pemuda tanpa membicarakan tentang cita-cita dan
impian yang ingin diraih dari seorang pemuda dimasa yang akan datang.
Hari ini saya memulai untuk
wawancara, dan yang saya wawancarai
adalah teman saya sendiri. Saya memilih narasumber teman saya sendiri
dikarenakan etnografi yang akan ditulis memiliki 6 temayang mengharuskan satu
narasumber, dan saya ingin memastikan narasumber saya selalu bisa saat saya
wawancarai. Alas an lainnya saya lebih enak untuk mewawancarai tanpa memakai bahasa
formal dan menurut saya data bisa digali lebih banyak saat melakukan wawancara,
karna kesehariannya bisa saya ikuti.
Namanya Mohammad Chaudi
Al-anshori, dia salahsatu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia
mengambil jurusan Ilmu Al-qur’an dan tafsir, dan juga salah satu santri di
pondok krapyak. Berbicara tentang cita-cita, dia bilang bahwa dalam masa pemuda
tidak lagi berbicara tentang cita-cita melainkan rencana masa depan. Dia juga
mengungkapkan sebagai berikut.
“tiap orang yang lahir didunia ini
pasti memiliki cita-cita ataupun keinginan yang cerah di masa depannya, pada
saat saya masih kecil memang sempat terbenak bahwa saya ingin sekali menjadi
tentara, dalam mewujudkan cita-cita saat masa kecil itu saya pernah melakukan
aktifitas seperti halnya tentara dan sangat ingin saat lulus SMA saya langsung
mendaftar di akademi tentara. Tetapi Tuhan menakdirkan saya berbeda dari
keinginan saya, yang saat itu saya gagal untuk bisa masuk akademi tentara”.
Disaat itu penulis melihat dia
sangat kecewa tapi seperti sudah terbiasa, makadari itu penulis langsung
bertanya tentang keinginannya sekarang untuk masa depannya nanti, dia pun
mengatakan sebagai berikut.
“sekarang saya menginginkan untuk
mengabdi kepada masyarakat dilingkungan saya dimasa depan nanti, yah memang
karna itulah saya kuliah bebarengan dengan mondok untuk mendalami ilmu agama
tentunya”
Penulis pun menanyakan, “mengapa
menginginkan untuk mengadi kepada masyarakat dimasa depan anda?”
Iapun menjelaskan, “ karna saya
melihat kebelakang saat saya tidak diterima di akademi tentara, tetapi saat itu
pula saya bisa diterima di kampus UIN ini. Sangat banyak saya melihat orang
yang sangat ingin melanjutkan kuliah tetapi tak diterima dikampus yang dituju
ataupun terhalang oleh biaya. Banyak orang yang ingin sekali mondok untuk
mempelajari keagamaan tetapi lagi-lagi terhalang oleh krisisnya ekonomi, saya
sangat ingin masyarakat dilingkungan saya ini mendapatkan ilmu yang bermanfaat
bagi kehidupannya, terutama bagi pemuda seperti saya yang umurnya kisaran masih
panjang. Itulah keinginan saya, entah lagi jika Tuhan berkehendak lain tetapi
saya akan tetap berusaha dan berdoa untuk mewujudkannya”.
Pada saat penulis menanyakan
“mengabdi kepada masyarakat yang seperti apa yang anda inginkan?”, dia pun menyentuh
dagu layaknya orang berfikir dan mengatakan sebagai berikut.
“mengajar ngaji, menjadikan solusi
dengan benar jika ada permasalahan dalam masyarakat mungkin, entah lah intinya
untuk mengayomi masyarakat dalam melakukan sesuatu, menjadi penengah setiap
adanya masalah, disamping itu pula saya mengamalkan ilmu saya kepada
masyarakat”.
Setelah itu penulis bertanya
“Adakah keinginan anda yang lain terlepas mengabdi kepada masyarakat?” dia pun
menjawab dengan lantang.
“saya ingin menjadi dosen. Maka
dari itu saat lulus dari UIN nanti saya ingin mendaftarkan beasiswa keluar
negri untuk melanjutkan S2 saya. Bagi saya menjadi dosen adalah pekerjaan yang
mulia dan istimewa. Saya bisa menjadi dosen di dalam kampus dan saya bisa
mengabdi kepada masyarakat saat dirumah”
Bagi Mohammad Chaudi
Al-anshori berbagi adalah bagian dari
komitment dalam dirinya dan dia menginginkan sepanjang hidupnya bisa digunakan
untuk berbagi ilmu Yang dia miliki untuk semua orang.
B.pergaulan
sosial atau pertemanan
Sekarang
saya akan melakukan wawancara menggunakan tema pergaulan sosial atau
pertemanan. Pertemanan sebagai sarana membangun jaringan sangat dimanfaatkan
oleh Mohammad Chaudy Al-anshori, Mohammad Chaudi Al-anshori tidak membatasi
dengan siapa ia berjejaring, ia sangat aktif dipondok dan juga aktif dalam
organisasi kampus maupun dijurusannya sendiri. Baginya semua sama, maupun teman
baik ataupun buruk. Menurutnya itu tugas masing-masing individu dengan
pengetahuannya untuk menyaring sikap mana yang perlu diikuti atau tidak. Tanpa memutus hubungan jika ada
temannya yang berkelakuan buruk. Karena menurut narasumber. Interaksi secara
lansung itu dibutukan untuk dapat meiliki relasi yang baik, dengan interaksi
secara lansung tersebut menjadikan narasumber dapat mencontoh suatu hal positif
dari temannya tadi untuk dijakikan motivasi dan instropeksi diri dalam upaya
membentuk karakter pribadi.
Penulis
menanyakan “mengapa seperti itu, mengapa tidak hanya teman yang sekiranya baik
saja dijadikan sebagai teman?” dan iapun menjawab.
“karna
saya berusaha meniru perkataan kanjeng sunan kalijaga dalam keseharian “ngeli
anangging ora keli” (menghanyut tetapi tak terhanyut). Jadi saya akan aktif
dalam apapun, dan apapun yang saya ikuti terlampau buruk saya tidak terhanyut
dalam keburukan itu”
Baginya
relasi itu sangat penting dalam proses mengembangkan kemampuan berkomunikasi
yang menyikapi berbagai karakter orang. Hal ini membantu untuk proses
kematangan berfikir dan proses pendewasaan.
Narasumber
juga mengatakan berjejaring itu berawal dari teman ngopi satu tongkrongan. Narasumber
sangat sering ngopi diwarung kopi dekat kampus maupun dekat pondoknya, karna
menurutnya di warung kopi ia bisa sharing-sharing kecil sampai berdiskusi
dengan keseriusan. Penulis mencoba menceritakan hasil pengamatan selama
berteman. Narasumber ini tergolong orang yang suka berdiskusi, ia sangat sering
memancing orang lain untuk menjadikan suasana berdiskusi ketika di warung kopi.
Narasumber tergolong individu yang ramah dan suka tertawa yang membuat suasana selalu
ramai.
Narasumber
juga melakukan Kegiatan futal dengan teman kelas seminggu sekali juga menjadi
rutinitasnya, baginya futsal seminggu sekali merupakan ajang untuk melepas
penat dan membangun kedekatan lebih dengan teman – teman sekelasnya. Kegiatan
main PES bareng juga merupakan salah satu cara untuk bisa akrab dengan orang
lain.
Kesan
saya terhadap narasumber adalah sikap yang suka berteman itu terlihat dalam
setiap adanya acara organisasi atau kampus, melalui kegiatan pondok itu sudah
termasuk yang mempunyai banyak teman karna tidak akan kegiatan itu ia jalani
jika tidak adanya seorang teman. Ia sangat suka ke warung kopi untuk ngobrol
santai dan berdiskusi. Menurut penulis ia adalah individu yang tak mau terlihat
aktif dalam akademik, penulis sangat sering melihat narasumber sedang mengerjakan
tugas dari dosen-dosennya tetapi ingin disembunyi-sembunyikan.
C.Religi/
Agama/ Ideologi
Masih denga narasumber yang sama, saya mencoba
mendiskusikan pandangan narasumber terhadap agama. saya memulai dengan bertanya
apakah agama hari ini terlalu mengikat kebebasan pemuda dalam berkreasi.
Baginya tidak malah justru agama sangat membantu pemuda membangun karakter
sehingga memiliki peribadian yang tangguh, seperti contoh agama mengajarkan agar
manusia terus berusaha dengan gigih dan tidak putus asa. Ketika pemuda mau
mengamalkan salah satu komponen dari ajaran agama ini saja pasti kehidupan
mereka lebih terarah dan tidak mudah mengeluh. Agama sebagai salah satu ruh
yang penting tersebut hari ini kurang diminati oleh kum muda. Disitu saya
berusaha menggali kembali data seputar hal tersebut. Menurutnya hal ini kembali
pada individu masing – masing bagaimana pemuda itu mau mengenal agama dan mau
memahami agama. Selain itu menurutnya menciptakan lingkungan yang cocok juga
merupakan bagian yang penting agar kehidupan pemuda tidak menjauh dari agama.
Sikap menyalahkan pemuka agama yang cenderung
kaku dan kurang berinovasi dalam menyampaikan gagasan keagamaan baginya kurang
tepat karena semenarik apapun gagasan itu ketika individu tidak menghormati
maka akan percuma. Pemuda hari ini menurutnya harus menghormati dan tanggap
terhadap agama, dengan berusaha berdiskusi dan mengikuti kajian yang berwawasan
keagamaan. Sikap kaku yang cenderung ditonjolkan pemuka agama juga seharusnya
menjadi keprihatinan bagi pemuda agar bisa ikut membantu mempolerkan agama
ditengah–tengah kehidupan pemuda.
Inovasi–inovasi tenang bentuk penanaman jiwa religius pada pemuda, itu
sulit ketika harus difikirkan pemuka agama yang cenderung telah sepuh itu.
Inilah seharusnya pemuda tampil untuk mengambil peran dalam membantu proses
penanaman jiwa religius pada pemuda. Karena yang paham pemuda ya pemuda.
Menurutnya peran mahasiswa sebagai ta’mir mesjid, dan sebagai guru TPA/TPQ sangat
membantu untuk menciptakan inovasi–inovasi baru dalam mempopulerkan agama dan
mendekatkan agama dengan pemuda. Disamping keilmuan yang cakap mahasiswa juga
biasanya dibekali pengajaran ilmiah yang dengan hal itu mahsiswa dapat lebih
berfikir sistematis dalam merumuskan inovasi–inovasi baru. Selain itu,
kedekatan mahasiswa dengan dosen juga membantu mahasiswa untuk dapat berdiskusi
seputar inovasi–inovasi tersebut dan menjembatani para dosen untuk bisa
terlibat dalam proses pengajaran dalam masyarakat. Karena banyak dosen yang
hanya tinggal dan menghabiskan waktu untuk kegiatan kampus dan berdiskusi
dengan sesama intelek dan kurang menjamah orang awam di masyarakat. Peranan
penting pemuda di atas. Harus dimanfaatkan betul oleh pemuda untuk dapat
berkontribusi dalam masyarakat. Karena baginya percuma ilmu itu kalau nggak
bisa diterapkan langsung dalam masyarakat.
Ada beberapa point yang dianggap penting oleh
narasumber bagi tiap individu agar tidak menganggap agama sebagai sesuatu yang
menjenuhkan bahkan menganggap tidak penting. Ada tiga point disini, yang ketiga
point ini ditarik dari segi keislaman yaitu keimanan sebagai pondasi awal
hubungan individu dengan tuhan yang diikat oleh agama. Disini keimanan memiliki
peranan penting dalam keteguhan individu ketika beragama. Karena ketika
keimanan itu lemah maka, semangat individu untuk dapat mendekat ke agama itu
menjadi berat. Terutama pemuda hari ini yang lingkungannya kurang mendukung hal
itu. Keteguhan hati pemuda merupakan modal penting untuk menghadapi lingkungan
yang kurang sesuai dengan kehidupan beragama. Poin kedua adalah ilmu, ilmu
adalah bangunan yang nantinya berdiri kokoh diatas pondasi keimanan. Bagi
narasumber ilmu ini penting untuk menunjang kegiatan keagamaan kita baik itu
yang berhubungan Muamalah atau berhubungan dengan peribadatan. Dengan ilmu itu
maka keimanan akan dapat di ekpresikan dengan benar baik dalam hubungan
vertikal ke Allah atau horisontal kedapa sesama manusia, dan ilmu ini juga
sangat penting untuk menyeimbangkan kedua hubungan tersebut. Point yang
terakhir adalah amal yang merupakan bentuk kongkrit keimanan yang telah
diarahkan oleh ilmu. Amal ini menjadi penyempurna dari dua point sebelumnya
karena tanpa amal maka keimanan itu akan percuma. Jadi menurut narasumber
sebenarnya hubungan antara agama dengan kehidupan pemuda itu sangat dekat dan
justru pemuda harus mengambil peran untuk membangun sebuah karakter keagamaan
dalam diri manusia. Namun pemuda hari ini kurang sadar dan enggan menanamkan
tiga point diatas sebagai upaya membumikan agama dalam jiwanya. Disini
seharusnya ranahnya pada mahasiswa muslim dan para intelektual muslim untum
menyadarkan pemuda untuk segera mengambil peran masing – masing dan mulai
membumikan agama dalam jiwanya sebagai upaya pembentukan karater dalam jiwa.
Sehingga pemuda yang memiliki jiwa keagamaan itu dipandang memiliki point lebih
dibanding pemuda – pemuda lain yang tidak memiliki jiwa keagamaan dalam
dirinya. Dalam wawancara ini narasumber lebih terbuka dalam menyampaikan
gagasan–gagasanya seputar kepemudaan dan agama yang agaknya hari–hari ini mulai
hilang dari kehidupan pergaulan pemuda.
D.Transisi Pendidikan/ Dunia kerja
Sebagai seorang mahasiswa islam jurusan IAT
Chaudy meniliki cita – cita sebagai seorang pengajar. Yang mana seorang
pengajar dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan diluar kemampuan memahami
materi. Kemampuan – kemamapuan lain itu diantranya yaitu sikap yang baik dan
komunikasi. Dalam konteks membentuk sikap yang ini sangat memiliki ikatan atau
hubungan erat dengan tema sebelumnya yaitu agama. Menurutnya sikap yang baik
ini sangat diperlukan untuk meyakinkan lembaga yang nantinya akan merekrutnya
sebagai tenaga pengajar. hal ini juga penting dalam proses pengajaran yaitu
memperkuat hubungan seorang pengajar dengan pelajar. Hubugan yang erat antara
pengajar dan pelajar ini sangat penting agar proses transfer ilmu belajar
dengan baik dan maksimal. Disamping itu, hubungan erat yang timbul dari sikap
baik sang pengajar memberikan semangat tersendiri bagi para siswa dalam
mendengarkan dan mengikuti setiap materi yang diajarkan. Namun pembentukan
kepribadian diri yang baik ini tidak diajaran dalam dunia kampus melainkan
harus mencari dan membentuk karakter itu secara mandiri. Sepeti yang
disampaikan diatas hal ini membutuhkan peran agama dan peran pergaulan untuk
memdukung proses pembentukan karakter tersebut.
Proses pembentukan krakter yang terbangun
mandiri melalui pergaulan, pendalaman agama dan pencarian pengalaman kerja
adalah kunci utama dalam membentuk karakter dalam rangka menyongsong dunia
kerja. Salah satu sarana yang penting adalah mencari pengalaman kerja dengan
menjadi tentor privat dilembaga atau di rumah. Disitu sikap yang baik sangat
diperlukan akan hubungan anak yang ditentor dengan tentor terbangun dengan
baik, disamping itu sikap juga baik perlu untuk menjaga hubungan dengan orang
tua murid agar kontrak sebagai tentor tidak putus ditengah jalan. Jadi sikap
ini sangat membantu kelancaran proses pengajaran tersebut. Apa lagi dalam
tentor privat rumahan yang akan banyak berintraksi langsung dengan murid dan
wali murid. Jika tidak dapat mengendalikan sikap maka akan menganggu
kelangsungan pekerjan. Selain itu, kecakapan dalam berkomunikasi juga sangat
penting, karena dalam proses belajar mengajar menjadi tentor tidak langsung
masuk ke topik materi melainkan dimulai dengan obrolan dan sedikit banyak
berbincang seputar perkembangan murid dengan wali muridnya. Narasumber juga
ikut organisasi yang membantu untuk belajar berkomunikasi dan menyampaikan
tanggapan berdasarkan argumen yang baik, karena dalam organisasi narasumber
sering bertemu dengan orang yang tentu memiliki pendapat yang berbeda – beda,
disitu seorang pemuda dapat dibentuk karakternya agar lebih dewasa dan tidak
mementingkan egoisnya sendiri. Disamping membantu mempersiapkan mental
organisasi juga membantu membuat jaringan dengan pemerintah dan berbagai
lembaga yang sangat dimungkinkan informasi lowongan kerja dan peluang untuk
mendapatkan posisi–posisi tertentu menjadi relatif lebih mudah karena sudah ada
jaringan yang menyambungkan. Selain itu, informasi antar anggota organisasi
tentang lowongan kerja juga sangat membantu.
Proses persiapan ini dalam proses pengajaran
untuk menyongsong dunia kerja juga difasilitasi oleh kampus berupa beberapa
kegiatan seperti Magang, PPL dan KKN. Seperti yang pernah dilakukan narasumber
yaitu magang disetiap akan memulai semester genap. Magang dilakukan disekolah –
sekolah yang telah ditentukan oleh kampus. Hal ini sangat membantu untuk
mengenali karakter – karakter siswa serta penyiapan mental sebelum benar -
benar terjuan menjadi pengajar. disamping itu juga pengalaman berkomuniasi
dengan guru yang lebih senior juga membantu agar tidak canggung ketika besok
masuk di dunia kerja. Dari pengalaman narasumber yang sudah terbilang cukup itu.
Narasumber merasa yakin nantinya siap untuk menghadapi tantangan dunia kerja
kedepan.
E.Karya
/kreatifitas kerja.
Dalam tema ini saya dan naraumber berdiskusi
seputar kemandirian. Bagaimana pemuda itu harus bisa mandiri dan kreatif dalam
menyikapi permasalahan agar tidak merepotkan orang. Pemuda sebagai orang yang
memiliki ambisi besar agaknya sangat mungkin jika menemukan suatu cara dalam
menangani permasalahan yang mereka hadapi. Seperti contoh pembuatan stabilizer
untuk kamera yang banyak diupload di youtube. Para penggiat youtube atau yang
biasa dikenal youtubers banyak terkendala oleh mahalnya alat yang dibutuhkan
untuk keperluan syuting, untuk itu mereka beruhasa memahami cara kerja alat
stabilizer dan berusaha untuk membuat tiruanya yang harganya jauh lebih murah.
Dalam proses pembuatan stabilizer sendiri ini mereka memakai pipa
paralon untuk ragangan stabilizer. Mereka membuat ragangan dari pipa paralon
karena mudah dijumpai dan harganya terbilang murah, selain itu pipa paralon
juga termasuk kuat dengan berat yang terbilang ringgan. disitu untuk pergerakan
kamera yang leluasa para anak muda youtubers itu memakai laher, laher banyak
dijumpai di bengkel bengkel motor. Umumnya laher yang digunakan adalah bekas motor.
Dan untuk bandul pemberatnya mereka memaikai cor, bandul ini berfungsi agar
kamera selalu tegak walaupun kondisi kamera sedang dibawa berlari. Hal semacam
ini, dipelopori oleh sebagian orang yang pada akhirnya bayak yang meniru dan
memodifikasinya sesuai kebutuhan masing – masing.
Bentuk kreatifitas semacam ini menurut
narasumber adalah dampak positif dari modernisasi yang mana menuntut para
pemuda untuk bersaing, namun karena keterbatasan biaya. Sehingga, memaksa para
pemuda itu untuk membuat inovasi. Hal ini membuktikan bahwa pemuda memiliki
semangat yang kuat dalam meraih impiannya. Menurut narasumber semangat seperti
ini harus di support dan dibina oleh pemerintah. Karena, ketika mereka tidak di
support maka kreatifitas mereka akan mati. Entah karena minimnya biaya untuk
membeli bahan atau kurangnya alat untuk memproduksi, hak cipta, perizinan
produksi dll. Hal ini yang kerap membentur semangat kreasi pemuda Indonesia.
Disini peran pemerintah untuk mendukung kebutuhan kreatifitas ini perlu ditingkatkan
lagi. Peningkatan ini layaknya di usahakan oleh pemerintah dari segi pendanaan
yang peraturan peraturannya. Dalam segi pendampingan, pemerintah dapat
menggandeng beberapa universitas yang sesuai dengan bidang garapan. Hal ini
juga akan memicu para mahasiswa dan dosen juga ikut berkompetisi lebih giat
lagi. Kegiatan seperti ini juga ketika dibina dengan serius akan bisa membantu
Indonesia lebih mandiri dalam bidang indrustri dan tidak banyak membutuhkan
barang impor yang juga dapat mematikan indrustri dalam negri yang sedang
berkembang,
Pertimbangan seperti ini agaknya kurang
diperhatikan oleh pemerintah, tapi akhir – akhir ini pemerintah mulai
menyumbang beberapa indrustri kreatif dan juga menyuport dan mulai
mempromosikan produk dalam negri ketika lawatan keluar negri. Upaya seperti ini
sangat perlu untuk dilakukan dan ditingkatkan, untuk membantu mendorong
Indonesia lebih maju. Sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sebenarnya
memiliki peluang yang sangat terbuka lebar untuk bisa besaing. Namun, kurangnya
lahan pekerjaan yang bisa menyerap mereka yang menjadikan mereka menjadi
pengangguran.
Namun tidak semua pengangguran tinggal diam
berpangku tangan, mereka merintis usaha dan mulai memutar otak untuk berbisnis.
Dalam kondisi inilah bantuan dan support pemerintah sangat dibutuhkan agar
usaha yang mereka rintis tidak lagi ambruk dan mereka terpuruk kembali dalam
kemiskinan dan pengangguran. Banyak karya anak nergi yang disia – siakan oleh
pemerintah, seperti kasus pengusaha TV asal karanganyar bernama kusrin yang
Tvnya dimusnahkan kepolisian karena tidak memiliki izin. Sehingga mengakibatkan
kerugian yang mengharuskan pak kusrin memulai usahanya kembali dari nol.
Padahal masalah perizinan itu bukan disengaja, namun sulit dan mahalnya
perizinan yang mengakibatkan TV Maxreen produksi pak kusrin belum memiliki
izin.
Hal seperti ini nampaknya sepele namun dapat
mengakibatkan matinya kreatifitas, bertambahnya penganguran dan permasalahan
lain. Namun, tahun kemaren presiden telah memberi izin dan hak paten kepada TV
Maxreen rakitan anak negri itu. Dan presiden juga telah memberi suntikan dana
untuk mengembangkan perusahaan itu. Menurut narasumber itu hanya sekelumit
permasalahan yang tengah dihadapi Indonesia berkenaan dengan pemuda dan
kreatifitas. Namun, diluar sana masih banyak permasalahan yang sama yang
menunggu untuk diselesaikan. Terutama tentang kreatifitas anak muda yang suka
memodifikasi motor. Yang sering berhadapan dengan kepolisian berkenaan dengan
masalah standart keamanan. Dari satu contoh kasus ini, ketika pemerintah turun
dan memfasilitasi serta memberi pembinaan. Tidak mustahil jika anak bangsa
mampu membuat motor dengan desain yang menarik dan yang terpenting memenuhi
standart keamanan. Selain itu, banyak juga pemuda yang hobi modifikasi motor
atau mobil jadul yang onderdilnya telah tidak beredar dipasaran sehingga bisa
hidup dan layak jalan. Ketika hobi semacam ini difasilitasi maka ini bisa
menjadi suatu keunggulan Indonesia yang bisa memperbaiki motor atau mobil jadul
tersebut. Karena banyak negara yang menganggap motor dan mobil jadul itu
sebagai barang rongsok. Mungkin hal ini yang perlu dipertimbangkan lagi oleh
pemerintah untuk mendukung kreatifitas pemuda agar bisa dikenal dan dihargai
oleh masyarakat dalam negri atau bahkan bisa ke international.
F.Gender/
keluarga
Mengutip dari pendapat
beberapa ahli, tentang gender dan kesetaraan gender. Mengacu pada pendapat
Mansour Faqih, Gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya bahwa
perempuan itu lemah lembut, cantik, emosional, dan sebagainya. Sementara
laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa, dan tidak boleh menangis.
Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan.
Perubahan ciri dan sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari
tempat ketempat yang lain, juga perubahan tersebut bisa terjadi dari kelas ke
kelas masyarakat yang berbeda. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat
perempuan dan laki-laki yang bisa berubah, baik itu waktu maupun kelas (Mansour
Faqih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007), h. 8-9)
Masih dalam buku yang sama,
Mansour faqih mengungkapkan bahwa sejarah perbedaan gender terjadi melalui
proses yang sangat panjang. Perbedaan Gender terbentuk oleh banyak hal yang
disosialisasikan, diajarkan, yang kemudian diperkuat dengan mengkonstruksinya
baik secara sosial maupun kultural. Melalui proses panjang tersebut pada
akhirnya diyakini sebagai sesuatu yang kodrati baik bagi kaum laki-laki maupun
perempuan, hal ini kemudian direfleksikan sebagai sesuatu yang dianggap alami
dan menjadi identitas gender yang baku. Identitas gender adalah definisi
seseorang tentang dirinya, sebagai laki-laki atau perempuan, yang merupakan
interaksi kompleks antara kondisi biologis dan berbagai karakteristik perilaku
yang dikembangkan sebagai hasil proses sosialisasi.
Pengertian gender yang lebih
kongkrit dan lebih operasional dikemukakan oleh Nasarudin Umar bahwa gender
adalah konsep kultural yang digunakan untuk memberi identifikasi perbedaan
dalam hal peran, perilaku dan lain-lain antara laki-laki dan perempuan yang
berkembang di dalam masyarakat yang didasarkan pada rekayasa sosial (Nasarudin
Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta : Paramadina,
2001, h.35)
Sedangkan kesetaraan Gender
adalah kalimat yang seringkali kita dengar terucap dalam diskusi ataupun
tertulis dalam sejumlah referensi. Apa arti kesetaraan gender? Untuk
menjelaskannya, berikut ini kami ketengahkan sejumlah istilah yang erat
kaitannya dengan problematika gender selain istilah tersebut.
Isu kesetaraan gender ini nampaknya di
Indonesia hanya terbatas pada wacana, karena tradisi yang berkembang di
Indonesia membatasi perempuan dalam bertindak. Tradisi itu yang menjadikan isu
kesetaraan gender kurang begitu mendapat respon dari masyarakat. Walaupun
begitu, bagi narasumber kesetaraan gender telah mulai dilaksanakan di beberapa
kota, seperti di Yogyakarta ini. Menurut narasumber Kesetaraan gender ini dapat
dilihat dari penerimaan kerja baik laki–laki maupun perempuan yang tidak lagi
didasarkan pada jenis kelamin melainkan berdasarkan skil dan pengalaman kerja
yang telah dimilikinya. Bagi narasumber bukan perempuan saja yang merupakan
objek dari kesetaraan gender. Tapi laki–laki juga masuk, karena juga kita
jumpai dalam bidang–bidang pekerjaan tertentu laki–laki tidak mendapat peluang
sebesar perempuan. Seperti menjadi SPG, perempuan akan mendapat peluang
diterima lebih banyak. karena asalan lebih menarik. Bahkan terkadang pria
diindentikkan dengan pekerjaan fisik dan perempuan ditempatkan untuk menembang
tugas yang berhubungan dengan kecerdasan.
Perlakuan seperti ini kalau menurut narasumber
masuk pada pelanggaran atau penyimpangan kesetaraan gender. Tapi mungkin
politik hari ini lebih menguntungkan jika mengangkat perempuan dalam isu gender
dari pada mengangkat laki–laki. Sehingga banyak orang yang menganggap bahwa
pelanggaran kesetaraan gender itu pasti menimpa atau dialami oleh perempuan
saja. Kekeliruan yang telah menjadi lumrah ini menjadikan pandangan kita
terlalu sempit dalam memetakan masalah gender.
No comments:
Post a Comment